Senin, 09 Juni 2008

Paling Gampang Mundur, Itu Konstitusional


Wawancara dengan Yusril Ihza Mahendra, Ketua Umum Partai Bulan Bintang berkaitan dengan akan digelarnya Sidang Istimewa pada pemerintahan Gus Dur. Berikut wawancaranya:


Apakah Mega hanya menunggu SI?
Dia mau segala sesuatunya sesuai dengan konstitusional. Seperti halnya Manhan Mahfud yang mengatakan Gus Dur bersedia mundur asalkan konstitusional. Paling gampang mundur. Itu kan konstitusional seperti Soeharto dulu. Tapi ini juga tidak mau dia lakukan.

Apakah Mega takut dijatuhkan karena trauma MPR lalu?
Kalau Gus Dur turun, otmatis Megawati akan naik. Memang ada yang berpendapat seperti itu. Tapi kalau saya tidak begitu.

Bagaimana dengan makin mepetnya deadline buat Gus Dur?
Prediksi saya, kalu Gus Dur tidak mundur sebelum 30 Mei, DPR akan menggelar SI. Gus Dur akan diberhentikan. Makanya, Megawati harus memikirkan siapa wakil presidennya dan apa programnya dalam waktu singkat sampai tahun 2004. Dan juga bagaimana dukungan negara lain untuk mendukung Indonesia mengatasi krisis. Sebab, hal itu juga untuk kepentingan mereka. Kalau Indonesia kini amburadul, negara seperti Jepang dan Singapura juga akan kena dampaknya. Jadi jangan biarkan Indonesia hancur. Ini juga panggilan internasional. Selama ini Gus Dur tidak melakukan itu. Saya pernah menemani Gus Dur di Qatar. Disitu Gus Dur tidak melakukan pembincangan serius, semua hanya joke-joke saja.

Berarti kepergian Gus Dur ke luar negeri tak banyak manfaatnya?
Dia pergi ke Thailand buat apa? Kalau istilah orang barat, Gus Dur di dalam negeri sedang di-impeach, mengapa dia keluar negeri. Dulu, saya sudah beritahu dia apa yang harus dilakukan. Dia mau mengeluarkan dekrit, saya bilang apa urusannya. Saya bilang itu tidak mungkin. Lantas dia bilang, ”Alaah Anda tidak tahu. Saya mau dekrit kalau Irian dan Aceh mau merdeka.” Saya bilang tidak begitu jadi presiden. Kalau Aceh dan Irian mau merdeka dengan kekerasan nyatakan darurat sipil di Aceh atau Irian. Kirim pasukan ke sana. Berantas dan tumpas pemberontak itu. Itu sah. Dunia internasional akan mengatakan itu sah. Tapi kalau Aceh dan Irian merdeka dengan membubarkan DPR dan mengeluarkan dekrit, wah bukan begitu caranya jadi presiden. Sebetulnya Megawati bisa jadi presiden. Presiden itu kan bukan harus yang pintar-pintar banget. Asalkan dia tidak masuk kepada yang detail, dia tahu persoalan, dan mengkoordinasi dan percaya kepada menteri-menteri, saya yakin dia bisa. Tapi, Gus Dur yang tidak penting dia urusin.

Tapi, Gus Dur terus menekan Mega?
Gus Dur itu segala macam dilakukan. Rachmawati dia datangi. Hamzah Haz yang dia maki-maki dia datangi juga. Mungkin saya yang tidak didatangi Gus Dur. Saya tidak mau kompromi dengan hal-hal seperti itu. Ahmad Sumargono juag didekat-dekati oleh orang-orang PKB.

Rusman

Wawancara ini dipublikasi di Tabloid DeTAK No. 139 Tahun ke 3, 16- 22 Mei 2001

Tidak ada komentar: