Selasa, 28 April 2009

Satu Facebook Untuk Berbagai Aktifitas

Pengguna jejaring sosial Facebook bagaikan jamur di musim hujan. Berbagai kalangan, tua muda memanfaatkan facebook dengan berbagai kepentingan. Bahkan ada yang menjadikan facebook sebagai media kampaye politik.
Mark Zuckerberg, si jenius dari Harvard University sepertinya boleh berbangga dengan karya situs pertemanan garapannya. Sejak dilaunching tahun 2004, tepatnya 4 Februari, jejaring sosial pertemanan miliknya ini mampu membuat para penggunanya kesemsem. Di bulan April 2009, tiga bulan setelah perayaan hari jadinya yang kelima, tercatat situs jejaring ciptaannya itu berhasil menggaet 200 juta anggota di seluruh dunia.
Di Indonesia, walau masih terbilang baru, situs social network ini sangat diminati. Menurut situs statistik Alexa.com, facebook merupakan situs nomor 12 yang paling banyak dikunjungi di Indonesia. Bahkan facebook berada satu peringkat di atas detik.com, dan satu peringkat di bawah wikipedia.
Melonjaknya minat pengguna facebook, salah satunya dikarenakan fitur dari aplikasi ini sangat mudah dioperasikan oleh penggunanya. Facebook memiliki fitur-fitur tambahan yang menarik seperti layanan chatting, fasilitas groups, fans, bahkan game online.
Bila dilihat tampilan, facebook memiliki tampilan yang lebih formil dibandingan situs jejaring pertemanan lainnya seperti friendster. Selain itu, dibandingkan dengan friendster, facebook relatif bersih dari iklan yang menempel. Agaknya tidak heran bila facebook dijadikan pilihan bagi yang ingin merajut jaringan pertemanan.
Facebook dijadikan Media Kampaye
Fenomena facebook sebagai situs jejaring sosial yang handal dalam penjaringan pertemanan membuat para politisi memanfaatkannya sebagai media kampaye. Entah terinspirasi dengan suksesnya Obama menjadi presiden Amerika Serikat, pemanfaatan teknologi atau dunia maya lewat facebook menjadi pilihan jitu oleh para sebagian para politisi. Tentu saja dengan niat untuk menyuarakan gagasan dan menggalang dukungan bagi partai yang diusungnya.
Di Indonesia, para politisi partai, baik nasional maupun daerah banyak yang memanfaatkan facebook sebagai media kampayenya. Bahkan, menurut sumber the global review, beberapa politisi muda partai menyiapkan tim khusus dalam mengelola facebook mereka. ”Ada karena alasan kesibukan sampai tidak familiarnya dengan teknologi, para politisi itu menggunakan tim khusus,” kata sumber The Global Review.
Fenomena lainnya, facebook juga dijadikan ajang black campaign oleh segelintir orang dalam dukung mendukung calon presiden Republik Indonesia mendatang. Penulis melalui jaringannya di facebook, Senin (6/4/2009) mendapati grup akun yang beridentitas ”Say No to Prabowo” dan “Say No to Megawati”. Kedua grup akun ini tidak mencantumkan profilnya pembuatnya. Bahkan, akun anti Prabowo, profil partainya diplesetkan menjadi Partai GERANHA (Gerakan Anteknya Harto).
Efektif atau tidaknya facebook dijadikan media kampaye oleh para politisi partai tentu sulit dibuktikan. Pasalnya, mungkin pengguna situs facebook terbatas kalangan tertentu saja. Namun setidaknya, situs jejaring sosial ini meniadi media gratis dibandingkan media lainnya seperti brosur, spanduk dan baliho yang membuat kesemrawutan di jalan-jalan umum.
Selain itu pilihan memanfaatkan facebook, karena interaksi komunikasi yang terjadi terjalin dua arah dengan audiennya. Layaknya kampaye, melalui faceboook selain dapat menyampaikan gagasan politiknya, juga dapat memperoleh masukan dan kritikan dari audiennya.
Agaknya menjelang pemilihan presiden mendatang, facebook masih menjadi primadona sebagai media penggalangan dukungan calon presiden mendatang. Kita tunggu saja!

rusman
Telah terpublikasi di www.theglobal-review.com