Selasa, 22 April 2008

Dari yang Kuno sampai Moderen

Boleh jadi pendapat yang menyebutkan “kolonialisme dimulai dari sebuah peta” mungkin ada benarnya. Simak saja, melalui peta, seorang Cornelis de Houtman menjadi orang Belanda pertama yang berlabuh di Jawa. Tentu saja, peta yang digunakan ketika itu masih sangat sederhana, mungkin hanya tergambar pada secarik kertas atau kulit hewan yang lusuh.

Kini, seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, pembuatan peta boleh terbilang canggih. Media yang digunakan pun tidak lagi diatas kertas atau kulit hewan yang lusuh. Gambar-gambar yang ditampilkan pada peta moderen lebih informatif untuk segunung kebutuhan. Tidak seperti peta-peta kuno, yang hanya didominasi oleh gambar pulau-pulau. Apalagi soal kemasan, semakin menarik orang untuk memilikinya.

Sayangnya, para pembuat peta-peta moderen yang ada di Indonesia saat ini masih kebanyakan para perantau dari negeri-negeri seberang. Sebut saja Gunther W Holtorf, seorang kebangsaan Jerman yang membuat peta jalan-jalan untuk daerah Jakarta dan sekitarnya. Dengan menyusuri setiap bagian jalan-jalan di jabotabek, lelaki asal Frankfur ini mampu membuat peta yang bisa dimanfaatkan oleh khalayak yang membutuhkan informasi dari sebuah peta.

Belakangan, tersiar kabar menggembirakan dari kota Bandung. Dari kota kembang ini sekelompok orang asli Indonesia berani dan mampu membuat peta jalan di kota Bandung dan sekitarnya. Peta yang dikemas kedalam satu buku yang sangat menarik ini lebih dikenal dengan Buku Peta Jalan Bandung Raya (PJBR).

Buku PJBR ini merupakan karya nyata PT Damai Insan Citra (DIC), yang merupakan salah satu perusahaan nasional yang telah berdiri sejak 1996. Peta-peta yang tercantum dalam buku PJBR ini dibuat dengan skala 1:2000 detail dengan menggunakan teknologi tinggi. Sehingga keakuratan informasi yang diinginkan termuat dalam satu buku.

Kini, siapapun Anda milikilah peta. Karena sampai kapanpun peta menjadi hal yang penting untuk sebuah perjalanan atau misi penting Anda.
*Adventorial produk ini buat ketika masih "membantu" PT. Damai Insan Citra, Bandung dan dimuat di majalah swa sekitar tahun 2005.

Tidak ada komentar: