Rabu, 23 Juli 2008

Pembangunan Ekonomi Indonesia ditengah Arus Globalisasi: bagian 1

Pendahuluan

Pembangunan ekonomi Indonesia adalah proses ekonomi dan sosial yang berlangsung secara terus menerus. Yang ingin dicapai adalah kondisi ekonomi yang lebih baik dari sebelumnya. Pengertian lebih baik disini biasanya diasosiasikan denga tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dan tidak pula melupakan aspek pengurangan kemisikinan pada masyarakat yang kurang beruntung.

Tujuan pembangunan akan tercapai bila ada satu kerjasama antara pihak pemerintah sebagai pelaksana operasional dan masyarakat sebagai obyek dari pelaksanaan pembangunan itu. Bentuk kerjasama itu tidak hanya terletak pada bagaimana terlibat langsung pada pelaksanaan operasional saja tetapi juga dalam hal pemikiran terhadap pelaksanaan pembangun tersebut. Artinya, setiap kebijakan-kebijakan pembangunan yang akan diterapkan oleh pemerintah setidaknya menerma masukan pemikiran dari masyarakat.

Bagi negara yang sdang berkembang pembangunan jelas dimaksudkan untuk meningkatkan tarap hidup sehingga setaraf dengan tingkat hidup di negara-negara maju. Negara sedang berkembang saat ini telah menyadari tentang kemiskinan yang dialami dan jurang perbedaan yang semakin lebar antara negara maju dengan negara yang sedang berkembang.

Dalam konteks globalisasi, globalisasi adalah suatu konsekuensi dari sebuah proses perkembangan sejarah kemanusiaan. Dengan semakin maju peradaban manusia dan kemanusiaam, ditandai datangnya abad informasi yang populer dengan istilah millenium III.

Dalam era ini, dunia yang dahulu dipandang sebagai keluasan geografis, sekarang bata-batas itu menjadi relatif. Teknologi dengan seluruh perangkatnya telah membuat dunia semakin tak berjaraj dan tak terbatas. Setiap orang dapat saling berinteraksi, tanpa dibatasi ruang danwaktu, dan duniapun pada akhirnya bagaikan ”rumah kaca”. Perdagangan bebas akan berlangsung di negara-negara yang menyatakan ke-siap-an untuk berpartisipasi didalamnya, termasuk dalam hal ini Indonesia sendiri. Konsekuensi logisnya adalah bahwa Indonesia telah siap bersaing dengan negara-negara yang lebih dahulu maju dalam pembangunan ekonominya.

Dalam perdagangan bebas itu nilai yang berlaku adalah persaingan bebas (free competion) diantara para pelaku ekonomi. Jika daya saing lemah di pasar bebas atau dipasar global, maka bangsa Indonesia akan menjadi ”bangsa kuli” dan ”kuli diantara bangsa-bangsa”, meminjam istilah Bung Karno yang terkenal itu. Oleh karenanya perlu kiranya adanya perenungan kembali terhadap pelaksanaan pembangunan ekonomi agar ketika terjun dalam persaingan bebas dapat bersaing dengan negara-negara yang lebih merasakan kemajuan dalam bidang pembangunan ekonomi.


Rusman

Makalah ini disampaikan pada acara intermediate Training Tingkat Nasional di HMI Cabang Bandung, 13-20 November 1997

Tidak ada komentar: