Selasa, 01 Maret 2011

Waspadai Leptopirosis Pada Musim Hujan

Oleh Nusarina Yuliastuti
Musim hujan selain membawa dampak banjir dan longsor juga meningkatkan potensi penyebaran sejumlah penyakit seperti leptospirosis.

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia sehingga penyakit itu masuk kategori zoonosis. Bakteri leptospira dapat hidup di air tawar selama lebih kurang satu bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih yang tidak diencerkan bakteri itu akan cepat mati.

Sebenarnya bukan penyakit musiman, tetapi pada musim hujan penyakit leptospirosis lebih mudah menyebar karena banyak genangan air atau tanah becek yang mungkin telah tercemar oleh urine tikus atau hewan lain pembawa penyakit itu.

Meskipun penyakit ini mudah diobati jika terdiagnosa pada stadium dini, penyakit juga dapat mengakibatkan kematian, sehingga perlu diwaspadai.

Serangan leptospirosis terjadi di seluruh dunia, tetapi lebih sering dijumpai di wilayah tropis. Meski demikian sekitar 100-200 kasus leptospirosis dilaporkan terjadi di Amerika Serikat setiap tahun, dengan 50 persen di antaranya terjadi di Hawai.

Pada 2009, topan yang melanda Filipina menyebabkan serangan leptospirosis merebak. Departemen Kesehatan Filipina melaporkan terjadi 1.887 kasus leptospirosis, yang mengakibatkan 138 orang meninggal dunia.

Banjir besar di Jakarta pada 2002 juga mengakibatkan 113 orang terserang leptospirosis, dan 20 orang di antaranya meninggal dunia.

Di Kota Yogyakarta, penyakit leptospirosis telah merenggut dua nyawa selama dua bulan pertama 2011, satu orang meninggal pada Januari dan satu orang lagi pada Februari.

Menurut Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kota Yogyakarta dr Fita Yulia, untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta terus melakukan sosialisasi dan peningkatan pengetahun bagi tenaga medis di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas).

"Hindari kontak langsung dengan tikus. Biasakan hidup sehat dan jika mengalami gejala yang mengindikasikan terserang penyakit itu, segera ke dokter," katanya.

Penyakit leptosiprosis ditularkan oleh hewan seperti tikus, babi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing, serangga, burung, kelelawar, tupai dan landak. Sedangkan penularan langsung dari manusia ke manusia jarang terjadi.

Manusia terinfeksi bakteri leptospira melalui kontak dengan air, tanah, atau tanaman yang dikotori oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi leptospira. Masa inkubasi penyakit ini adalah 4 - 19 hari.

Pada awalnya gejala serangan penyakit ini mirip dengan penyakit lain seperti influenza atau demam berdarah dengue, yaitu demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah dan mata merah, sehingga menyulitkan diagnosa. Kadang ada penderita yang terserang penyakit leptospirosis tanpa menunjukkan gejala tersebut.

Pada stadium lanjut, penyakit itu dapat menyebabkan gagal ginjal, sakit kuning, gagal jantung, sesak nafas, meningitis, dan perdarahan di paru-paru.

Penyakit ini juga dapat menunjukkan gejala mirip kelelahan selama berbulan-bulan, sering sakit kepala, atau bengkak mata menahun.

Jika terserang penyakit ini, dokter akan memberikan antibiotika mengingat bakteri leptospira mudah mati dengan antibiotika seperti penisilin, amoksilin, streptomisin, tetrasiklin, atau eritomisin. Pengobatan dengan antibiotika akan efektif jika dilakukan pada stadium dini.

Mengingat serangan penyakit ini dapat berakibat fatal, apalagi bila terjadi komplikasi, akan lebih baik jika melakukan upaya pencegahan.

Untuk menghindari penularan penyakit ini, biasakan berperilaku hidup sehat dan bersih, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lain dengan sabun setelah bekerja seperti di sawah, kebun, sampah, tanah, selokan atau tempat tercemar lain.

Menggunakan alas kaki yang memadai serta sarung tangan saat berkebuh, membersihkan tempat air dan kolam renang secara rutin, menghindari tikus di dalam rumah/gedung, menyemprotkan desinfektan ke tempat yang tercemar tikus, dan meningkatkan penangkapan tikus.

Selain itu, jika mengalami luka atau lecet, tutuplah dengan pembalut kedap air. Pakai sarung tangan jika menangani binatang kemudian segera mandi setelah selesai, dan jika memelihara binatang, ikuti anjuran dokter hewan saat memerikan vaksin pada hewan tersebut. Sumber: Antara

Tidak ada komentar: