Senin, 25 Juli 2011

Amerika Serikat Di Balik Aliansi Vietnam Dan India Hadapi Ancaman Cina

Sepertinya ramalan pakar politik Amerika Samuel Huntington semakin dekati kenyataan. India dan Amerika Serikat bersepakat untuk bersekutu melindungi Vietnam dari ancaman militer Cina. Dalam waktu dekat, kapal perang India akan tiba di Laut Cina Selatan. Bukan itu saja, angkatan laut India berencana untuk mangkal di Laut Cina Selatan dalam waktu yang cukup lama.

Perkembangan terkini tersebut agaknya patut jadi perhatian para pengkaji dan perancang kebijakan nasional di Indonesia maupun Departemen Luar Negeri RI. Betapa tidak. Hal ini jelas mengindikasikan kehadiran militer India di kawasan ini, yang barang tentu harus dibaca sebagai adanya restu Washington dan London terhadap manuver angkatan laut India tersebut.

Dalam skenario Samuel Huntington dalam bukunya bertajuk The Clash of Civilization, akan pecah perang Amerika versus Cina dengan dipicu oleh penyerbuan Cina ke Vietnam. Dalam perkembangannya kemudian, begitu menurut skenario Huntington, Cina akan mendapat dukungan penuh dari Saudi Arabia, Iran dan Pakistan. Tentu saja soal kemungkinan persekutuan Cina dengan beberapa negara Islam tersebut, masih perlu diperdebatkan. Namun satu hal, perkembangan terkini yang mengindikasikan adanya persekutuan segitiga Amerika-India-Vietnam menghadapi ancaman Cina, nampaknya ramalan Huntington semakin mendekati kenyataan.

Yang menarik dari sudut pandang Indonesia sebagai negara ASEAN, kehadiran angkatan laut India di Laut Cina Selatan,berarti semakin meningkatkan peran strategis militer India di kawasan Asia Tenggara. Apalagi mengingat lokasi strategis Selat Malaka sebagai jalur pelayaran strategis kapal-kapal dari berbagai negeara (Strategic Shipping Lines).

Tren ini tentu saja bisa semakin runyam mengingat selama ini Cina secara intensif meningkatkan wilayah pengaruhnya (Sphere of Influence) di kawasan pulau-pulau sekitar Laut Cina Selatan. Saat ini, Cina berhasil menguasai Pulau Paracel yang mereka rebut pada 1974 dari Vietnam Selatan. Termasuk sebagian kecil dari Pulau Spratly.

Pertaruhan Amerika dan Cina di Laut Cina Selatan memang punya nilai yang cukup strategis. Disamping nilai strategisnya sebagai jalur pelayaran dari kawasan Pasifik menuju Lautan Hindia, yang tak kalah strategis adalah karena sumber kekayaan alamnya di bidang sumber daya biologis dan hidrokarbon.

Sedangkan Vietnam sendiri secara geopolitik cukup strategis. Dengan kehadiran angkatan laut India, India praktis mendapat akses pintu masuk bagi kapal-kapal lautnya ke Vietnam sekaligus mendapatkan akses pangkalan laut di Halong Bay dan Nhatraneg. Sedangkan secara timbale-balik, Vietnam bisa meningkatkan postur angkatan lautnya dengan pembangunan dan pengembangan kualitas kapal-kapal angkatan lautnya sekaligus mendapatkan pelatihan bagi para pelaut Vietnam. Benar-benar suatu persekutuan strategis India-Vietnam bakal tercipta.

Vietnam memang cukup beralasan untuk kuatir dengan ancamn Cina, terutama di matra laut. Pada 1988, terbukti angkatan laut Vietnam gagal menghadang gerak laju angkatan laut Cina untuk menguasai Pulau Spratly.

Kecemasan Vietnam terhadap ancaman Cina semakin menjadi-jadi ketika Cina dalam beberapa bulan terakhir dalam mengklaim beberapa bagian wilayah di Pulau Spratly. Bukan Vietnam saja, bahkan Filipina yang selama ini memang sekutu tradisional Amerika di kawasan ASEAN, juga mengalami kecemasan yang sama terkait ancaman Cina di Laut Cina Selatan.

Sepertinya, kecemasan Filipinan itu pula yang kemudian mendesak Manila agar Washington ikut membantu dan mulai mempertimbangkan persektuan strategis segitiga India-Vietnam dan Amerika Serikat. Karena India dan Filipina nampaknya sadar bahwa dalam kondisi sekarang, keduanya bakal tidak mampu untuk mengimbangi kekuatan dan superioritas angkatan laut Cina.

Menariknya lagi, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung pada 14 Juni lalu telah mengeluarkan dekrit yang menyerukan kewaspadaan seluruh jajaran angkatan lautnya jika sewaktu-waktu konflik antara Vietnam dan Cina semakin tajam dan memanas.

Tentu saja perkembangan ini semakin mencemaskan Indonesia dan beberapa negara kawasan ASEAN seperti Malaysia dan Filipina. Selain bisa meningkatkan ketegangan di kawasan Asia Tenggara, pada perkembangannya juga akan meluas ke kawasan Asia Selatan jika India semakin terseret dalam persekutuan pertahanan bersama Amerika dan Vietnam.

Pertimbangan India Bersekutu Dengan Vietnam

Adapun kenapa India sepertinya antusias membantu Vietnam dan Amerika menghadang Cina di kawasan Laut Cina Selatan dan Asia Tenggara, hal tersebut akibat reaksi terhadap semakin eratnya persekutuan Cina dan Pakistan. Beberapa waktu lalu ada informasi bahwa Pakistan telah memberikan sebuah pangkalan bagi angkatan laut Cina di lepas pantai wilayah Pakistan. Melihat konstalasi seperti itu, jika terjadi eskalasi konflik yang kian menajam di Laut Cina Selatan dan semakin kuatnya kontol militer Cina di kawasan ini, maka India bisa dipastikan akan merasa dalam posisi yang tidak menguntungkan akibat kepungan Pakistan-Cina.

Di atas semua itu, mengingat kepentingan strategisnya dan pertaruhannya yang besar untuk menguasai Laut Cina Selatan dan juga Selat Malaka, maka bisa dipastikan Amerika berada di balik sentiman anti Cina terhadap India. Apalagi fakta bahwa sampai hari ini, India masih termasuk dalam persekutuan strategis dengan mantan penjajahnya yaitu7 Inggris dalam payung Common Wealth (Persekutuan Negara-Negara Persemakmuran).

Selain itu, ada beberapa cerita menarik. Sejak 2007, beberapa pejabat teras pemerintahan Amerika, termasuk beberapa petinggi CIA, secara intensif telah berkunjung ke Vietnam. Nampaknya pengalaman pahit kedua negara menyusul terusirnya tentara Amerika dari Vietnam oleh Vietnam Utara pada 1975, telah disepakati kedua belah pihak untuk dilupakan, karena ada musuh bersama yang lebih berbahaya saat ini: Yaitu semakin menguatnya ancaman Cina di Asia Tenggara, khususnya terkait beberapa wilayah yang masuk dalam kedaulatan Vietnam.

Bagi Amerika ini jelas dipandang sebagai sebuah peluang yang terbuka untuk menguasai geopolitik kawasan Laut Cina Selatan, termasuk beberapa wilayah sengketa antara Vietnam dan Cina. Karena itu, kehadiran militer Amerika, khususnya angkata lautnya di wilayah kedaulatan laut Vietnam, akan segera terjadi dalam waktu dekat.

Bisa dibayangkan betapa rawan dan krusialnya kawasan ini jika skenario ini benar-benar terjadi. Dan bisa bisa, skenario Huntington akan benar benar terjadi. Bahwa perang terbuka AS-Cina akan terjadi dipicu oleh serbuan militer Cina ke Vietnam.

Penulis : Hendrajit - Direktur Eksekutif Global Future Institute